Selasa, 01 April 2014

Teori-teori yang Berhubungan Dengan Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah (TUGAS 2)


METODE ILMIAH


A. Definisi Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis dan terkontrol. Ilmiah adalah suatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran dengan metode ilmiah haruslah diatur dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998).

Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus  secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam memperoleh kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan mudah terjawab.


B. Tujuan Metode Ilmiah

1.  Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
2.  Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis.
3.   Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisi data dan interpetasi temuan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.


C. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Metode Ilmiah

Metode ilmiah dipengaruhi unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur. Kondisi alam yang demikian diduga para filosof karena adanya asas tunggal atau hukum alam (natural law). Karena sifat yang demikian itu, maka manusia dianggap mampu melakukan proses generalisasi dan sekaligus melakukan eksplanasi. Lahirnya proses generalisasi itu, dalam kaidah filsafat ilmu disebabkan karena ada sebuah metode yang disebut Metode Ilmiah. Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah yaitu sebagai berikut:
  • Karakterisasi (pengamatan atau pengukuran)
  • Hopotesis (penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  • Prediksi (logika deduktif dari hipotesis)
  • Eksperimen (pengujian terhadap semua hal yang telah dilakukan diawal)
  • Ditemukannya metode berpikir ilmiah secara langsung telah menyebabkan terjadinya ledakan kemajuan ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja dianggap hidup dalam ritmis modernism yang serba mudah dan menjanjikan. Lebih dari itu manusia, manusia dapat menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin digapai.

D. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ilmiah

  1. Merumuskan masalah – Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
  2.  Mengumpulkan keterangan – Segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Merumuskan hipotesis – Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdsarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian. 
  5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan. 
  6. Penarikan kesimpulan – Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan yang diteliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
  7. Menguji kesimpulan – Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.   

E. Kegunaan Metode Ilmiah

Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain adalah:
  • Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
  • Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
  • Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka-teki.

F. Kriteria Metode Ilmiah

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
  • Berdasarkan fakta
  • Bebas dari prasangka
  • Menggunakan prinsip analisa
  • Menggunakan hipotesa
  • Menggunakan ukuran obyektif
  •  Menggunakan teknik kuantifikasi



SIKAP ILMIAH
 
Definisi Sikap Ilmiah

           Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah, salah satu aspek tujuan mempelajari metode ilmiah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang terbiasa berkecimpung dalam ilmu alamiah pasti akan terbentuk sikap ilmiahnya. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya diskusi, seminar, karya dan penulisan karya ilmiah.

            Pada masyarakat industrial, sikap ilmiah menjadi budaya dalam kehidupan mereka. Artinya sikap ilmiah menjadi suatu pandangan seseorang terhadap pola pikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga muncul kecenderungan menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Sikap ilmiah akan mempengaruhi suasana keilmiahan atau kebenaran. Namun, sikap demikian haruslah disertai dengan pertumbuhan masyarakat ilmiah pula, sehingga teori-teori baru dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, seorang ilmuwan dituntut untuk memiliki sikap positif dan kecenderungan untuk menerima metode berpikir sesuai dengan metode keilmuan, yang dapat dimanifestasikan di dalam kognisi, emosi atau perasaannya, serta di dalam perilakunya.

Prof. Harsojo menyebutkan enam macam sikap ilmiah, yaitu:
  • Obyektivitas – dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya.
  • Sikap serba relatif – ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak, ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas  beberapa postulat secara apriori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malah teori-teori dalam ilmu serimg digunakan untuk mematahkan teori yang lain.
  • Sikap skeptis – sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
  • Kesabaran intelektual – sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah, karena memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian, adalah sikap seorang ilmuan.
  • Kesederhanaan – sikap cara berfikir, menyatakan dan membuktikan.
  • Sikap tidak memihak pada etik.

Adapun sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Sikap ingin tahu – sikap ingin tahu ini terlihat dari kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kajiannya.
  2. Jujur – seorang peneliti harus dapat menerima apapun hasil penelitiannya dan tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
  3. Objektif – seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
  4.  Memiliki kepedulian – seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang baru.
  5. Teliti – seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
  6. Tekun seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam penelitiannya.
  7. Berani dan santun – seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
  8. Sikap kritis – sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran tidaknya dan sebagainya.
  9. Sikap terbuka – sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik dan keterangan orang lain. Walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau sesuai.
  10. Sikap rela menghargai karya orang lain – sikap ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
  11. Sikap berani mempertahankan kebenaran – sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
  12. Sikap menjangkau ke depan – sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

Archie J. Bahm, mengungkapkan bahwa sikap ilmiah dilandasi dengan karakteristik sebagai berikut:
  • Keingin tahuan
  • Spekulatif
  • Objektif
  • Membuka cakrawala pandang
  • Mencurahkan pada penilaian
  • Bersikap tentative

Selain itu aspek-aspek ilmiah menurut Gega (Patta Bundu, 2006:140) mencakup:
  • Sikap ingin tahu
  • Sikap penemu
  • Sikap berpikir kritis
  • Teguh pendirian

Dan aspek ilmiah menurut Harlen (Patta Bundu, 2006:140) meliputi:
  • Sikap rasa ingin tahu
  • Sikap respek terhadap data
  • Sikap refleksi kritis
  • Sikap ketekunan
  • Dengan memperhatikan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat dismpulkan bahwa sikap ilmiah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
  • Komponen sikap yang lebih menekankan sikap tertentu kepada sains sebagai bentuk metode memandang dunia agar dapat berguna bagi perkembangan di masa depan.
  • Seperangkat sikap yang jika terus dilakukan secara kontinyu akan membantu untuk pecahkan masalah.
  • Bertanggung jawab atas realisasi dari bentuk penerapan sikap ilmiah dalam kehidupan empiris.





DAFTAR PUSTAKA:

Sholihin, Ahmad. 2013. “Metode Ilmiah”. Dalam http://ahmad-sholihin.blogspot.com/2013/10/metode-ilmiah-iad.html

Fatmawati. 2013. “Metode Ilmiah”. Dalam http://phapatnciil.blogspot.com/2013/10/metode-ilmiah.html

Permahajati, Hanifah Teja. 2013. “Peran dan Macam Sikap Ilmiah Dalam Ranah Filsafat Ilmu”. Dalam http://hanifahtejarakhila.wordpress.com/2013/05/19/peran-dan-macam-sikap-ilmiah-dalam-ranah-filsafat-ilmu/

Diannita, Husnul. Dalam http://husnuldiannita.blogspot.com/

"Ilmu Pengetahuan Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah". Dalam http://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar