Kamis, 09 Januari 2014

Penyebaran Inovasi




A. Elemen Dasar dalam Proses Penyebaran

Teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rodgers (1961), yaitu “As the process by which an innovation is comunicated through certain channels over time among the members of  a social system”. Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru atau dalam istilah Rodgers (1961) difusi menyangkut “Which is the spread of a new idea from its source of inventon or creation to its ultimate users or adopter”.

Sesuai dengan pemikiran Rodgers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 elemen pokok yaitu:
1)      Inovasi: gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.  Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu.
2)      Saluran komunikasi: ‘alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi sumber perlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3)      Jangka waktu: proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi) dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4)      Sistem sosial: kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.


B. Pengaplikasian Definisi dari Inovasi

Pada awalnya, bahkan pada perkembangan berikutnya teori difusi inovasi senantiasa dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat. Inovasi merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial dan perubahan sosial pada dasarnya merupakan inti dalam pembangunan masyarakat. Rodgers dan Shoemaker (1971) serta Mulyana S (2009) menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh konkret dari penerapan difusi inovasi seperti contoh yang fenomenal yaitu keberhasilan pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupan saluran media massa kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi bernama Keluarga Berencana tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan bukan produk.


C. Lima Karakteristik yang Dihubungkan dengan Produk Baru

Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi, yang menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru dan karena itu mereka kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif yaitu:
      
      1) Keunggulan Relatif
Adalah suatu fungsi dimana seseorang mempersepsikan suatu produk lebih baik dibanding berbagai penawaran yang kompetitif, juga produk tersebut sesungguhnya lebih baik bila dibandingkan dari sisi standar-standar obyektif. Keunggulan relatif tergantung pada berbagai karakteristik yang melekat pada produk itu sendiri tetapi bisa juga dipengaruhi oleh komunikasi persuasif.
      
      2) Kecocokan
Adalah suatu derajat dimana inovasi diterima seseorang ke dalam caranya melakukan berbagai hal. Sebuah produk baru mencapai kecocokan ketika dapat menyamai berbagai kebutuhan nilai-nilai personal, keyakinan serta pengalaman masa lalu konsumen. Makin besar kecocokannya, makin cepat laju adopsi produk tersebut. Berbagai inovasi yang cocok dengan situasi keberadaan seseorang akan lebih sedikit beresiko, lebih bermakna dan hanya memerlukan lebih sedikit upaya untuk melibatkannya ke dalam gaya hidup konsumsi seseorang.

      3) Kompleksitas
Mengacu pada derajat kesulitan yang dirasakan atas suatu inovasi, makin sulit suatu inovasi dipahami atau digunakan, makin rendah tingkat adopsi.

      4) Dapat Diuji
Kemungkinan untuk diuji coba (triability) adalah taraf luasnya jangkauan dimana suatu inovasi bisa digunakan pada lingkungan yang terbatas sebelum pembentukan komitmen berkembang sepenuhnya. Secara umum produk-produk yang memungkinkan untuk dicoba, akan lebih cepat untuk diadopsi. Triability sangat terkait dengan konsep persepsi risiko.

      5) Observabilitas
Kemampuan produk untuk diamati adalah derajat dimana pengguna produk atau orang-orang lainnya bisa mengamati berbagai dampak positif dari penggunaan produk baru. Semakin perilaku konsumen dirasakan, semakin visibel produk tersebut.


D. Pentingnya Arti Sebuah Proses Penyebaran

Proses difusi atau penyebaran sangat penting karena melalui komunikasi dari satu orang ke orang lain maka informasi akan sangat cepat diketahui orang lain dan akan membawa perubahan yang baik, karena dengan adanya proses difusi akan mempermudah orang lain mengetahui adanya inovasi.


E. Adopsi dan Saluran Komunikasi dalam Proses Difusi

Adopsi
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor. Semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba melakukan hal baru, orang tersebut biasanya bertanya kepada diri mereka sendiri apakah mereka mampu untuk melakukannya. Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mengadopsi inovasi tersebut. Selain itu dorongan sosial dan status juga menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.

Komunikasi
Komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut kepada seorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu melalui saluran komunikasi tertentu.

Model-model proses komunikasi dalam proses difusi inovasi:

  • Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Model) Model ini mengatakan bahwa informasi mengalir langsung berpengaruh pada audiensnya tanpa membutuhkan perantara atau media massa langsung pada audiens.

  • Model Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Model) Dalam model ini, informasi mulanya tersebar melalui media massa yang kemudian diterima oleh pemuka pendapat, informasi tersbut kemudian disebarkan kepada masyarakat.

  • Model Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow Model) Model ini menunjukkan adanya banyak variasi dalam penyebaran informasi dari sumber kepada khalayak. Sebagai khalayak memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber, mungkin juga sebagai khalayak (penerima) mendapat informasi melalui berbagai tahap yang harus dilalui setelah disebarkan oleh sumber informasi.


F. Membangun Profil Konsumen yang Menyukai Produk Baru

      a) Berani mengambil risiko 
      Risiko menjadi faktor yang ditempatkan paling depan dalam memulai bisnis. Nana menerapkan hal ini dalam menjalani usahanya. Membawa 50 item lapTopper dalam pameran di Singapura, dengan harapan pasar menyukai produk ini memberikan hasil yang tak terduga sebelumnya. Meski begitu Nana tetap mengedepankan risiko dan siap menerima jika ternyata produk tak menarik minat pasar. Nyatanya, orisinalitas dan kesiapan atas risiko justru membuat produk semakin laris dan mendapat pelanggan tetap dari satu kali pameran ini.

      b) Intensitas waktu
Merintis bisnis dengan produk baru dikenal pasar butuh perhatian khusus. Perlu satu tahun bagi Nana untuk memperkenalkan produk. Orisinalitas dan kemampuan pebisnis menangkap kebutuhan dan peluang pasar memang memegang peranan, hingga akhirnya permintaan lapTopper semakin tinggi. Kapasitas produksi pun bisa mencapai 2000 item. Konsisten pada bisnis dari segi waktu dan komitmen menentukan keberhasilan bisnis.

      c) Fokus pada bisnis yang sedang dibangun
Keterlibatan langsung pemilik dalam membangun bisnis menjadi kunci penting. Nana bersama suaminya fokus penuh, mulai dari pengenalan produk, menjual langsung di setiap pameran, hingga pada pengembangan produk kepada konsumen lebih besar, personal, maupun korporasi. Karyawan tetap dibutuhkan dalam kaitannya dengan produksi dan proses pengiriman barang. Namun terkait dengan manajemen bisnis, keuangan dan produk pemilik perlu terjun langsung pada tahap awal pengembangan bisnis.

      d) Aktif  berpromosi
Mengikuti berbagai ajang promosi seperti pameran atau bentuk kerjasama lainnya, sangat menunjang keberhasilan produk menjaring pasar. Pebisnis perlu mengambil risiko, meski dibutuhkan biaya tak sedikit untuk promosi. Nilai lebih dari produk orisinal adalah daya jual yang tinggi. Biaya tinggi yang dikeluarkan untuk promosi ke luar negeri adalah risiko yang harus ditempuh. Yakini bahwa produk dibutuhkan konsumen dan mampu menarik minat pasar.

      e) Membangun trust dengan pelanggan
Kepercayaan konsumen muncul dari bagaimana cara pebisnis membangun relasi. Hal utamanya terletak pada kepuasan atas produk tersebut dan pelayanan dari pemilik usaha. Nana meyakini pengiriman tepat waktu dan pemilik selalu siap merespons permintaan kapan pun, menjadi kunci penting membangun kepercayaan. Pebisnis juga perlu memahami apa yang diinginkan pelanggan. Komunikasi yang baik juga menentukan bagaimana kepercayaan terbangun dengan relasi bisnis.





Sumber:
 




                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar