A. Pengertian
Pembelajaran
Menurut Lefton (1982) pembelajaran didefinisikan sebagai
perubahan perilaku yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat
dari pengalaman. Definisi ini membedakan antara pembelajaran dan reflex yang
merupakan perilaku tidak disengaja yang terjadi sebagai respons terhadap suatu
stimulus.
Sedangkan menurut Hawkins dkk (1998) pembelajaran adalah
perubahan apapun yang terjadi pada isi ataupun organisasi dalam memori jangka
panjang dan pada perilaku adalah benar serta hasil pemrosesan informasi secara
sadar, tidak sadar, maupun tidak terfokus.
Pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi
pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan terus berubah sebagai
akibat dari pengetahuan yang diperoleh atau dari pengalaman yang sebenarnya.
B. Teori
Pembelajaran
Terdapat 4 teori besar yang menjelaskan belajar dan
proses pembelajaran, yaitu:
- Classical Conditioning Adalah suatu teori belajar yang mengutarakan bahwa makhluk hidup, baik manusia atau binatang adalah makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan. Penjelasan lain mengatakan bahwa proses belajar classical conditioning terjadi pada diri seorang konsumen ketika ia bisa membuat asosiasi stimulus yang datang pada dirinya dan bereaksi terhadap stimulus tersebut.
- Instrumental Conditioning Adalah proses belajar yang terjadi pada diri konsumen akibat konsumen menerima imbalan yang positif atau negatif karena menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk sebelumnya.
- Cognitive Learning, teori ini menekankan kegiatan mental dalam pembelajaran, yaitu bagaimana informasi yang diterima seseorang diproses dan disimpan dalam memorinya dalam waktu yang cukup lama.
- Passive Laerning, teori ini menyatakan bahwa informasi yang mendatangi konsumen, bukan konsumen yang mencari-cari informasi.
C. Ilustrasi
Teori Pembelajaran
·
1. Ilustrasi
dari classical conditioning (membiasakan)
- Pavlov eksperimen terhadap anjing.
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus.
·
2. Ilustrasi
dari instrumental conditioning
- Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negatif atas pengalamannya di masa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa yang akan datang (belajar dari kesalahan).
·
3. Ilustrasi
dari cognitive learning
- Konsumen berperilaku menyelesaikan masalah.
- Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang dihadapi.
·
4. Ilustrasi
dari passive learning
- Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan (produk dengan tingkat keterlibatan rendah).
- Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain yang tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan kepada konsumen.
D. Relevansi
Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning Pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk
kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi
yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluasi
keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen
yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa
membuang-buang waktu untuk mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian
pasta gigi, sabun mandi dan lain-lain. Teori pembelajaran kognitif lebih
relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
E. Loyalitas
Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan suatu komitmen yang tinggi
umtuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa mendatang, disamping
pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah perilaku. Dengan kata lain
konsumen akan setia untuk melakukan pembelian ulang secara terus-menerus.
Menurut Sutisna (2001:41) loyalitas konsumen dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas
toko (store loyality).
Tjiptono (2002:85) mengemukakan 6 indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu:
- Pembelian ulang
- Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
- Selalu menyukai merek tersebut
- Tetap memilih merek tersebut
- Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
- Merekomendasikan merek tersebut terhadap orang lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen:
- Nilai (harga dan kualitas)
- Citra (baik dari kepribadian yang dimilkinya dan reputasi dari merek tersebut)
- Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut
- Kepuasan yang dirasakan konsumen
F. Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran ini disebut juga pembelajaran ‘pencontohan’
menyangkut pembelajaran melalui observasi pengamatan yang memadukan aspek teori
pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran vicarious merujuk pada suatu
proses pembelajaran dengan cara berusaha mengubah peilaku dengan meminta
seseorang melakukan observasi rindakan dan perilaku orang lain.
Sumber:
http://privateselv.blogspot.com/2013/11/a.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar