Latar Belakang Keluarga
Nama
lengkap saya Ibnu Agung Kurniawan, sehari-hari saya biasa dipanggil ibnu. Namun
teman-teman dirumah biasa memanggil saya agung yang merupakan panggilan kecil
saya. Saya lahir di Jakarta, pada 21 April 1993, saya anak pertama dari dua
bersaudara. Ayah saya bernama Agil Sutarsan dan ibu saya bernama Sumarni. Ayah
saya bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan
Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Adik saya seorang laki-laki bernama
Amar Ma’ruf, sekarang adik saya sudah duduk di kelas 3 SMA. Saya tinggal di
sebuah gang kecil bernama gang Fajar yang terletak di kelurahan Kebalen,
kecamatan Babelan, kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Disini saya tinggal bersama
kedua orang tua dan adik saya di rumah kedua orang tua saya. Saya sangat
menyukai olahraga, hobi saya adalah bermain futsal, sepakbola dan badminton.
Klub sepak bola favorit saya adalah chelsea fc dar inggris, saya sudah menjadi
fans chelsea sejak kelas 6 SD. Saya suka menonton bola sejak kecil, karena ayah
juga suka nonton bola jadi saya terbawa dan sering nonton bersama ayah. Sampai
saat ini chelsea tetap menjadi klub favorit saya dan saya selalu menonton
chelsea di saat mereka bertanding.
Latar Belakang Pendidikan
TK Attaqwa 12
Pada
tahun 1998, tepatnya ketika menginjak usia lima tahun saya memulai
pendidikan dengan masuk di Taman
Kanak-kanak (TK). Saya sekolah di TK Attaqwa 12 Teluk Pucung, Bekasi Utara yang
berjarak tidak jauh dari rumah saya. Setiap berangkat sekolah saya selalu
diantar oleh ayah dengan menggunakan sepeda, karena saat itu kendaraan yang
dimiliki oleh ayah hanyalah sepeda. Setiap pagi ayah selalu mengantarkan saya
ke sekolah sebelum berangkat ke tempat kerja karena memang tempat kerja ayah
satu arah dengan sekolah saya. Saya berangkat ke sekolah dengan ayah, ibu dan
adik, karena saat itu adik saya masih kecil sehingga ibu selalu membawa ikut
adik jika pergi kemanapun. Pada saat TK saya selalu ditunggu oleh ibu dari mulai
masuk hingga pulang sekolah. Entah kenapa jika saya tidak ditunggu oleh ibu
saya selalu menangis, padahal saat itu adik saya masih sangat kecil sehingga
membuat ibu saya repot karena harus membawa adik yang masih kecil ikut ke
sekolah. Namun beliau dengan sabar menunggu saya hingga pulang sekolah sambil
mengurus adik saya yang masih balita. Di tempat inilah (TK Attaqwa 12) saya
pertama kali mulai belajar menulis, membaca, berhitung dan menggambar. Selain
sebagai tempat belajar disini juga merupakan tempat bermain, setiap istirahat
saya bermain ayunan, jungkat-jungkit dan lain-lain. Dan di tempat ini juga saya
mulai mengenal orang dan mempunyai teman. Tommy, Indri dan Fajri adalah teman
pertama yang saya kenal di bangku Taman Kanak-kanak, kami sering bermain dan
belajar bersama. Hari sabtu merupakan hari yang paling saya suka, karena hari
itu merupakan hari dimana kami selalu makan bersama sebelum pulang. Menu
makanan yang disediakan oleh pihak sekolah selalu bervariasi dan bermacam-macam,
selain itu makanan yang dihidangkan juga enak. Setelah setahun lamanya belajar
sambil bermain di TK. Attaqwa 12 akhirnya saya dan teman-teman lulus dari Taman
Kanak-kanak (TK). Pada akhir tahun saat kelulusan, sekolah kami mengadakan tour
ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sekaligus diumumkan 3 peringkat terbaik di
kelas A dan kelas B. Saya tidak menyangka ketika kepala sekolah mulai
mengumumkan satu per satu nama-nama yang menjadi 3 peringkat terbaik, beliau
menyebut nama saya sebagai juara 2 di kelas B. Saya merasa sangat senang sekali
bisa mendapat juara dua, dan teman saya indri menjadi juara pertama di kelas B.
Walaupun saya kalah dari indri, namun saya tetap bangga karena saya bisa mendapatkan
piala meski hanya juara dua. Ini merupakan piala pertama yang saya dapat dari
jenjang pendidikan formal sehingga saya merasa sangat senang dan tidak akan
melupakan hal ini.
SDN Kebalen 07
Setelah
lulus dari TK. Attaqwa 12, tahun 1999 saya melanjutkan pendidikan dengan masuk
ke SDN Kebalen 07. Sekolah ini berjarak tidak jauh dari rumah saya, terkadang
saya berangkat naik angkutan umum dan terkadang saya jalan kaki bersama ibu
saya. Prestasi saya di kelas 1 juga cukup membanggakan dengan selalu mendapatkan
peringkat baik itu peringkat 1 maupun peringkat 2. Saat naik ke kelas dua saya
masih bisa mempertahankan prestasi yang saya raih di kelas satu dan mendapatkan
peringkat 1, meskipun sempat turun ke peringkat 2 namun pada caturwulan tiga
saya kembali mendapat peringkat 1. Berkat prestasi yang saya raih di kelas 2,
guru saya memanggil saya untu mengikuti lomba CALISTUNG (Baca, Tulis, Hitung)
untuk mewakili SDN Kebalen 07. Namun hanya
3 siswa/siswi terpilih lah yang dapat mewakili sekolah untuk mengikuti lomba
tersebut, sementara guru saya memanggil 9 orang dari 3 kelas yang ada (1A, 1B,
1C). Sehingga harus dilakukan penyaringan untuk memilih 3 diantara 9 orang
tersebut termasuk saya. Untuk itu para guru memutuskan mengadakan pelajaran
tambahan setelah jam sekolah selesai untuk memonitoring cara belajar kami.
Sepulang sekolah kami selalu mengikuti pelajaran tambahan tersebut selama satu
bulan penuh, kami terus berlatih membaca, menulis dan juga berhitung meskipun
kami sadar bahwa hanya akan terpilih 3 orang diantara kami, namun kami tetap
bersungguh-sungguh. Mungkin karena saat itu kami masih duduk di bangku 3 SD,
maka kami tidak terlalu memikirkan persaingan diantara kami. Yang kami pikirkan
bagaimana kami bisa meyakinkan guru-guru bahwa kami pantas mewakili sekolah
untuk mengikuti lomba CALISTUNG. Begitu pun dengan saya, saya selalu berusaha
datang dan mengikuti pelajaran tambahan setelah pulang sekolah dan mengikuti
apa yang diajarkan oleh para guru untuk terus mengasah kemampuan membaca,
menulis dan berhitung. Setelah sebulan lamanya, akhirnya para guru mengumumkan
nama-nama yang akan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tersebut. Dan betapa
terkejutnya saya ketika nama saya disebutkan diantara 3 orang yang dipilih
tersebut, saya merasa sangat senang sekali sampai saya berlari ke ibu dan
mengatakan bahwa saya terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba
CALISTUNG. Seketika ibu pun tersenyum dan mengatakan kepada saya bahwa saya
harus rajin belajar karena lomba yang sesungguhnya belum mulai. Di rumah ibu
terus membimbing dan mengajarkan saya membaca, menulis dan berhitung.
Sampai
akhirnya tiba pagi dimana lomba itu akan dimulai, saya mewakili sekolah bersama
dua teman saya bernama delya dan umi. Pada tahap pertama kami bertiga mengikuti
lomba CALISTUNG tingkat gugus atau kelurahan dan alhamdulillah kami berhasil
melaju ke babak selanjutnya untuk mengikuti lomba tingkat kecamatan. Di tingkat
kecamatan ini kami sadar bahwa pesaing kami dari sekolah lain pastinya lebih
baik dari tingkat gugus. Oleh karena itu di waktu istirahat yang ada, kami
bertiga memanfaatkannya untuk berlatih dan mengasah kekompakkan kami dalam
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh juri. Pada tingkat Kecamatan ini
hanya juara 1 yang dapat melaju ke babak selanjutnya untuk mengikuti lomba
tingkat Kabupaten. Ketika lomba dimulai kami langsung berebut untuk menjawab
pertanyaan dengan peserta lain, meskipun kami sudah berusaha semampu kami namun
kami hanya mendapat juara 2. Alhasil kami bertiga gagal maju ke babak
selanjutnya untuk mengikuti CALISTUNG di tingkat Kabupaten. Meskipun kami
gagal, namun para guru serta orang tua kami mengaku bangga dengan perjuangan
kami, mereka bangga karena kami telah berjuang semampu dan sebisa kami untuk
mengharumkan nama sekolah. Para guru pun mengaku bangga dengan raihan kami,
meski kami hanya mampu sampai di tingkat kecamatan namun prestasi kami sudah
berhasi mengharumkan nama sekolah. Ayah dan ibu mengaku bangga dengan prestasi
yang sudah saya raih, khusunya ayah yang menyebut bahwa saya sudah mulai berani
tampil di depan umum dan itu sudah sangat bagus. Meskipun hanya meraih juara 2
namun pihak panitia mengatakan akan tetap memberikan piala kepada sekolah kami.
Saya cukup puas karena meskipun sekolah kami gagal menjadi nomor satu, namun kami
tetap mendapatkan penghargaan dari pihak panitia yaitu berupa piala. Mungkin
piala ini merupakan piala kedua dan terakhir bagi saya selama menempuh jenjang
pendidikan formal, karena sampai saat ini hanya piala ini dan piala saat TK
yang bisa raih.
Ketika
naik ke kelas 3 prestasi yang saya raih lebih membanggakan lagi karena saya
selalu mendapatkan peringkat 1 dari caturwulan pertama hingga caturwulan
ketiga. Sampai-sampai guru saya saat itu ibu Rini memberikan saya hadiah buku
dan alat tulis kepada saya. Saat naik ke kelas 4 saya dan dua orang teman saya
mendapat tawaran untuk pindah kelas, dari kelas B ke kelas A. Dimana bebrapa
siswa di kelas A terdapat siswa yang lebih pintar dari kami. Setelah ibu
berkonsultasi dengan guru saya akhirnya saya dan teman-teman yang lain pindah ke
kelas A. Saya pindah bersama 5 teman lainnya, karena saat itu tiga peringkat
terbaik di kelas B dapat pindah ke kelas A.
Pengalaman Berorganisasi
Pada
saat naik ke kelas 5 para siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
karena ekskul ini akan terdapat pada rapor siswa dan juga akan menambah nilai
siswa diluar pendidikan formal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti
ekstrakurikuler PRAMUKA karena saya ingin mencoba dan menmbah pengalaman dalam
berorganisasi, karena Pramuka merupakan salah satu ekskul yang melatih
kekompakan dan kebersamaan. Saya dan teman-teman berlatih pramuka setiap sabtu
sore, kami menghapal mars pramuka dan juga gerakan-gerakan pada pramuka. Kami
berlatih baris-berbaris, salam pramuka, dan tanda-tanda pramuka. Selain itu
kami juga sering mengadakan upcara pramuka setiap sabtu sore atau yang
sekaligus sebagi upacara penurunan bendera.
Setelah
berlatih setiap sabtu sore, pihak sekolah memutuskan untuk mengadakan
perkemahan atau kemping di halaman depan sekolah. Tentu saja saya sangat
antusias untuk mengikuti perkemahan tersebut karena dapat melatih kemandirian
dan juga keberanian. Saya bersama teman-teman datang siang hari kemudian kami
dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6
orang (pada saat itu saya satu kelompok dengan faisal, egi, aji dan okky).
Setelah dibagikan kelompok kemudian kami membangun tenda masing-masing untuk
tempat beristirahat di malam hari. Setelah selesai membangun tenda akhirnya
acara pun dimulai dengan upacara pembukaan dan sambutan dari kepala sekolah.
Selesai melaksanakan upacara pembukaan acara pun dilanjutkan dengan beberapa
game ringan, game ini ditujukan untuk melatih kecepatan dan ketangkasan.
Setelah bermain game hingga sore hari, kami pun mencari kayu dan ranting untuk
membuat api unggun. Akhirnya malam pun tiba, masing-masing kelompok pun membuat
api unggun di depan tenda mereka masing-masing. Pada malam hari merupakan waktu
kami bersantai dan beristirahat, karena pada malam harinya pukul 02.00 akan
diadakan with game sehingga waktu
tersebut saya pergunakan untuk bercengkrama dan bersenda gurau dengan
teman-teman lain sebelum kami tidur. Tepat pada pukul 02.00 kami semua
dibangunkan oleh kaka-kaka pembina dan guru-guru untuk mengikuti with game. Pada game ini setiap kelompok
diharuskan mencari sesuatu yang telah diletakan oleh kaka pembina di tempat
tertentu dan kami harus menemukannya. Pada saat itu setiap kelompok harus
terlebih dahulu menemukan sebuah kertas di dalam kotak yang berisi petunjuk barang
apa yang harus dicari dan barang-barang tersebut merupakan perlengkapan
pramuka. Kelompok pertama yang berhasil menemukan barang yang harus dicari
sesuai petunjuk lah yang akan memenangkan game tersebut. Alhasil kelompok saya
pun harus mencari topi baret yang telah diletakan di tempat tertentu, kami pun
mencari dan berjalan menusuri jalan di sekitar sekolah. Karena sekolah saya
terletak di sebuah perumahan, maka cukup sulit untuk meemukan baret tersebut
karena jaraknya cukup jauh dari perkemahan ditambah game tersebut dilakukan
malam hari, maka dibutuhkan pengelihatan yang ekstra juga. Kami pun berjalan
mengikuti petunjuk yang telah diberikan, pada saat kami sampai di tempat tujuan
kelompok lain sudah ada yang menemukan barang incaran mereka. Kami segera
bergegas untuk berpencar dan mencari barang tersebut, tidak lama kemudian
akhirnya kami menemukan baret tersebut. Kami pun berlari untuk kembali ke
perkemahan, namun sayang kami gagal menjadi yang tercepat dan hanya menjadi juara
ketiga. Walaupun gagal namun saya cukup senang karena game ini cukup menguras
tenaga dan pikiran serta melatih kerjasama tim.
Setelah
selesai melakukan with game kami pun kembali ke tenda masing-masing untuk
beristirahat sebentar sebelum mengikuti game terakhir pada pagi harinya. Pagi
harinya setelah sarapan bersama kami melakukan upacara penutupan terlebih
dahulu sebelum melakukan game terakhir. Saat upacara selesai kaka pembina
langsung mengajak kami ke sebuah sungai, dimana di atas sungai tersebut
terdapat tali dan kami harus menyebrangi sungai di atas tali tersebut. Jika
gagal maka kami akan jatuh ke sungai tersebut, kami pun berbaris dan
menyebrangi sungai tersebut satu-persatu. Saya sedikit deg-degan karena jika
jatuh ke sungai tentu akan basah dan saya juga tidak bisa berenang, namun
pembina meyakinkan bahwa sungai ini dangkal. Ketika ada yang jatuh ke sungai
saya dan teman-teman yang lain tertawa terbahak-bahak. Akhirnya giliran saya
pun tiba dan saya juga gagal untuk menyebrangi sungai tersebut dan tercebur ke
dalam sungai. Meskipun gagal saya tetap ikut tertawa, saya sangat senang
mengiktui perkemahan karena game yang dibuat benar-benar memacu adrenalin. Saya
tidak akan pernah melupakan perkemahan ini karena dengan mengikuti perkemahan
inilah keberanian saya pertama kali mulai di uji.
SMPN 1 Babelan
Setelah
lulus dari SDN Kebalen 07, pada tahun 2005 saya melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya yaitu SMPN 1 Babelan. Namun untuk masuk ke SMPN 1 Babelan
harus mengikuti tes terlebih dahulu dengan standar nilai yang sudah ditentukan
pihak sekolah. Walaupun sulit namun saya tetap mencoba untk mengikuti tes
tersebut, karena sekolah tersebut merupakan SMP Negeri yang lumayan dekat dan
favorit yang bisa menjadi tempat bagi saya untuk melanjutkan pendidikan. Selain
merupakan sekolah favorit, jika masuk sekolah negeri otomatis biaya bulanannya
akan lebih ringan sehingga saya dapat membantu meringankan beban orang tua
saya. Lalu saya pun mengikuti tes dan hasilnya saya diterim untuk bersekolah di
SMPN 1 Babelan, yaa walaupun nilainya tidak terlalu bagus tapi nilai yang saya
dapat masih di atas standar yang telah ditentukan pihak sekolah. Setelah
dinyatakan diterima saya harus mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) terlenih
dahulu. Saya mengikuti MOS selama tiga hari berturut-turut, saya dan teman-teman
yang lain bermain game, bernyanyi dan lain-lain akhirnya saya dinyatakan sah
menjadi siswa dan bagian dari SMPN 1 Babelan. Ketika pertama kali masuk ke
kelas saya tidak kesulitan mencari teman karena ada beberapa teman saya saat di
SDN Kebalen 07 juga bersekolah disini. Mungkin hampir sebagian besar
siswa/siswi SDN Kebalen 07 masuk ke Smpn 1 Babelan, hanya saja kami terpencar
ke beberapa kelas sehingga dalam satu kelas mungkin hanya terdapat dua, tiga
sampai empat lulusan dari SDN kebalen 07. Ketika bersekolah disini saya merasa
menemukan keluarga baru, karena saya mempunyai banyak teman dan saya merasa
bahagia bisa menjadi bagian dari sekolah ini. Setelah belajar selama tiga tahun
akhirnya hari yang menentukan tiba, yaitu Ujian Nasional (UN). Setelah mengikuti
Ujian Nasional selama 4 hari dan menunggu pengumuman kelulusan 2 bulan lamanya
akhirnya saya dinyatakan lulus dari sekolah tersebut.
SMK Taruna Bangsa
Kemudian
pada tahun 2008 saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA yaitu SMK Taruna
Bangsa Bekasi. Sebelum masuk SMK Taruna Bangsa, sempat terjadi perdebatan
antara saya dan ayah. Pada saat itu saya sangat menginginkan untuk melanjutkan
pendidikan saya ke SMA karena saya tidak begitu menyukai SMK yang menekankan
pendidikan pada jurusan seperti otomotif, elektro dan listrik. Jika masuk SMK
jelas tidak hanya menekankan pelajaran pada teori saja, namun juga menekankan
pada praktek pada bidang yang ditekuni. Saya lebih menyukai SMA yang hanya
belajar teori karena saat itu saya sudah mengambil ancang-ancang jika saya akan
mengambil jurusan IPA. Namun ayah saya bersikeras untuk memasukan saya ke SMK,
alasannya jika masuk SMK kemungkinan setelah lulus saya bisa langsung bekerja,
sementara jika masuk SMA belum pasti bisa langsung bekerja. Setelah mendengarkan
nasihat dan arahan dari ayah akhinya saya mengikuti saran tersebut dan masuk ke
SMK Taruna Bangsa Bekasi. Sebelum masuk ke sekolah tersebut saya juga harus
mengikuti tes, karena sekolah ini SMK maka saya tidak hanya mengikuti tes
tertulis tetapi juga harus mengikuti tes fisik seperti: lari, push up, sit up
dan lain-lain. Selain itu harus diukur juga tinggi dan berat badan serta
dilakukan tes urine, setelah melakukan serangkaian tes tersebut selama satu
hari penuh akhirnya tiga hari berikutnya diadakan pengumuman kelulusan.
Pengumuman kelulusan ditempel di mading dan dinding-dinding sekolah. Saat itu
saya datang bersama ibu untuk melihat hasil pengumuman tersebut. Alhamdulillah
saya diterima di SMK Taruna Bangsa dan masuk jurusan otomotif. Meskipun saya tidak
terlalu menyukai jurusan otomotif namun saya berusaha mengikuti arahan guru dan
memperdalam ilmu tentang otomotif. Selama mengenakan pakaian putih abu-abu 3
tahun lamanya, disini saya dibentuk menjadi seorang siswa didik yang memiliki
bidang profesi yang akan menjadi bekal saya nantinya. Selama belajar disini
saya juga sempat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang menjadi syarat
kelulusan bagi siswa/siswi SMK. Setelah mengikuti PKL dan mengikuti Ujian
Nasioal (UN) akhirnya saya lulus dan medapatkan ijazah.
Universitas
Gunadarma
Setelah
menyelesaikan pendidikan SMK pada tahun ajaran 2010/2011, saya bercita-cita
ingin melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Pada tahun yang sama saya
mencoba mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada
saat itu pihak sekolah mengumumkan bahwa jika ada siswa yang berminat daftar
SNMPTN bisa mendaftar lewat sekolah secara kolektif, saya pun akhirnya mendaftar
lewat sekolah. Namun saya tidak berhasil lolos melalui jalur SNMPTN, setelah gagal
di jalur SNMPTN saya mencoba untuk mengikuti Ujian Mandiri di salah satu
Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Tetapi sekali lagi saya gagal untuk masuk
ke Perguruan Tinggi Negeri. Akhirnya saya pun memutuskan untuk masuk ke
Perguruan Tinggi Swasta (PTS), sebelum memutuskan pilihan saya sempat meminta
saran dari oang tua dan teman-teman saya. Setelah meminta saran dan mencari
Perguruan Tinggi Swasta di kota Bekasi yang terdekat dan terakreditasi,
akhirnya saya memutuskan untuk masuk UNIVERSITAS GUNADARMA. Saya pun melakukan
registrasi mahasiswa baru di Universitas Gunadarma Bekasi, atau lebih tepatnya
kampus J1 di jln. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi. Di Universitas ini saya
mengambil program studi atau jurusan Manajemen dalam Fakultas Ekonomi. Saya
telah mengikuti pendidikan kuliah disini dari tahun ajaran 2011/2012 sampai
sekarang dan saat ini saya sudah memasuki semester 5. Memang jurusan yang saya
ambil tidak relevan dengan pendidikan saya sewaktu SMK, namun saya yakin bahwa
keputusan yang saya ambil ini adalah keputusan yang tepat. Hingga sekarang saya
merasa dapat beradaptasi dengan pelajaran atau mata kuliah jurusan manajemen.
Target saya adalah menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan setelah lulus dari
Universitas ini saya dapat menjadi pegawai Bank dan menjadi seorang pengusaha
yang bisa menciptakan lapangan kerja di kemudian hari. Aminn.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar