Kamis, 07 November 2013

Autobiografi



 

Latar Belakang Keluarga

Nama lengkap saya Ibnu Agung Kurniawan, sehari-hari saya biasa dipanggil ibnu. Namun teman-teman dirumah biasa memanggil saya agung yang merupakan panggilan kecil saya. Saya lahir di Jakarta, pada 21 April 1993, saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Agil Sutarsan dan ibu saya bernama Sumarni. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Adik saya seorang laki-laki bernama Amar Ma’ruf, sekarang adik saya sudah duduk di kelas 3 SMA. Saya tinggal di sebuah gang kecil bernama gang Fajar yang terletak di kelurahan Kebalen, kecamatan Babelan, kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Disini saya tinggal bersama kedua orang tua dan adik saya di rumah kedua orang tua saya. Saya sangat menyukai olahraga, hobi saya adalah bermain futsal, sepakbola dan badminton. Klub sepak bola favorit saya adalah chelsea fc dar inggris, saya sudah menjadi fans chelsea sejak kelas 6 SD. Saya suka menonton bola sejak kecil, karena ayah juga suka nonton bola jadi saya terbawa dan sering nonton bersama ayah. Sampai saat ini chelsea tetap menjadi klub favorit saya dan saya selalu menonton chelsea di saat mereka bertanding.

Latar Belakang Pendidikan

TK Attaqwa 12

Pada tahun 1998, tepatnya ketika menginjak usia lima tahun saya memulai pendidikan  dengan masuk di Taman Kanak-kanak (TK). Saya sekolah di TK Attaqwa 12 Teluk Pucung, Bekasi Utara yang berjarak tidak jauh dari rumah saya. Setiap berangkat sekolah saya selalu diantar oleh ayah dengan menggunakan sepeda, karena saat itu kendaraan yang dimiliki oleh ayah hanyalah sepeda. Setiap pagi ayah selalu mengantarkan saya ke sekolah sebelum berangkat ke tempat kerja karena memang tempat kerja ayah satu arah dengan sekolah saya. Saya berangkat ke sekolah dengan ayah, ibu dan adik, karena saat itu adik saya masih kecil sehingga ibu selalu membawa ikut adik jika pergi kemanapun. Pada saat TK saya selalu ditunggu oleh ibu dari mulai masuk hingga pulang sekolah. Entah kenapa jika saya tidak ditunggu oleh ibu saya selalu menangis, padahal saat itu adik saya masih sangat kecil sehingga membuat ibu saya repot karena harus membawa adik yang masih kecil ikut ke sekolah. Namun beliau dengan sabar menunggu saya hingga pulang sekolah sambil mengurus adik saya yang masih balita. Di tempat inilah (TK Attaqwa 12) saya pertama kali mulai belajar menulis, membaca, berhitung dan menggambar. Selain sebagai tempat belajar disini juga merupakan tempat bermain, setiap istirahat saya bermain ayunan, jungkat-jungkit dan lain-lain. Dan di tempat ini juga saya mulai mengenal orang dan mempunyai teman. Tommy, Indri dan Fajri adalah teman pertama yang saya kenal di bangku Taman Kanak-kanak, kami sering bermain dan belajar bersama. Hari sabtu merupakan hari yang paling saya suka, karena hari itu merupakan hari dimana kami selalu makan bersama sebelum pulang. Menu makanan yang disediakan oleh pihak sekolah selalu bervariasi dan bermacam-macam, selain itu makanan yang dihidangkan juga enak. Setelah setahun lamanya belajar sambil bermain di TK. Attaqwa 12 akhirnya saya dan teman-teman lulus dari Taman Kanak-kanak (TK). Pada akhir tahun saat kelulusan, sekolah kami mengadakan tour ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sekaligus diumumkan 3 peringkat terbaik di kelas A dan kelas B. Saya tidak menyangka ketika kepala sekolah mulai mengumumkan satu per satu nama-nama yang menjadi 3 peringkat terbaik, beliau menyebut nama saya sebagai juara 2 di kelas B. Saya merasa sangat senang sekali bisa mendapat juara dua, dan teman saya indri menjadi juara pertama di kelas B. Walaupun saya kalah dari indri, namun saya tetap bangga karena saya bisa mendapatkan piala meski hanya juara dua. Ini merupakan piala pertama yang saya dapat dari jenjang pendidikan formal sehingga saya merasa sangat senang dan tidak akan melupakan hal ini.


SDN Kebalen 07

Setelah lulus dari TK. Attaqwa 12, tahun 1999 saya melanjutkan pendidikan dengan masuk ke SDN Kebalen 07. Sekolah ini berjarak tidak jauh dari rumah saya, terkadang saya berangkat naik angkutan umum dan terkadang saya jalan kaki bersama ibu saya. Prestasi saya di kelas 1 juga cukup membanggakan dengan selalu mendapatkan peringkat baik itu peringkat 1 maupun peringkat 2. Saat naik ke kelas dua saya masih bisa mempertahankan prestasi yang saya raih di kelas satu dan mendapatkan peringkat 1, meskipun sempat turun ke peringkat 2 namun pada caturwulan tiga saya kembali mendapat peringkat 1. Berkat prestasi yang saya raih di kelas 2, guru saya memanggil saya untu mengikuti lomba CALISTUNG (Baca, Tulis, Hitung) untuk mewakili SDN Kebalen 07.  Namun hanya 3 siswa/siswi terpilih lah yang dapat mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tersebut, sementara guru saya memanggil 9 orang dari 3 kelas yang ada (1A, 1B, 1C). Sehingga harus dilakukan penyaringan untuk memilih 3 diantara 9 orang tersebut termasuk saya. Untuk itu para guru memutuskan mengadakan pelajaran tambahan setelah jam sekolah selesai untuk memonitoring cara belajar kami. Sepulang sekolah kami selalu mengikuti pelajaran tambahan tersebut selama satu bulan penuh, kami terus berlatih membaca, menulis dan juga berhitung meskipun kami sadar bahwa hanya akan terpilih 3 orang diantara kami, namun kami tetap bersungguh-sungguh. Mungkin karena saat itu kami masih duduk di bangku 3 SD, maka kami tidak terlalu memikirkan persaingan diantara kami. Yang kami pikirkan bagaimana kami bisa meyakinkan guru-guru bahwa kami pantas mewakili sekolah untuk mengikuti lomba CALISTUNG. Begitu pun dengan saya, saya selalu berusaha datang dan mengikuti pelajaran tambahan setelah pulang sekolah dan mengikuti apa yang diajarkan oleh para guru untuk terus mengasah kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Setelah sebulan lamanya, akhirnya para guru mengumumkan nama-nama yang akan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tersebut. Dan betapa terkejutnya saya ketika nama saya disebutkan diantara 3 orang yang dipilih tersebut, saya merasa sangat senang sekali sampai saya berlari ke ibu dan mengatakan bahwa saya terpilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba CALISTUNG. Seketika ibu pun tersenyum dan mengatakan kepada saya bahwa saya harus rajin belajar karena lomba yang sesungguhnya belum mulai. Di rumah ibu terus membimbing dan mengajarkan saya membaca, menulis dan berhitung.

Sampai akhirnya tiba pagi dimana lomba itu akan dimulai, saya mewakili sekolah bersama dua teman saya bernama delya dan umi. Pada tahap pertama kami bertiga mengikuti lomba CALISTUNG tingkat gugus atau kelurahan dan alhamdulillah kami berhasil melaju ke babak selanjutnya untuk mengikuti lomba tingkat kecamatan. Di tingkat kecamatan ini kami sadar bahwa pesaing kami dari sekolah lain pastinya lebih baik dari tingkat gugus. Oleh karena itu di waktu istirahat yang ada, kami bertiga memanfaatkannya untuk berlatih dan mengasah kekompakkan kami dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh juri. Pada tingkat Kecamatan ini hanya juara 1 yang dapat melaju ke babak selanjutnya untuk mengikuti lomba tingkat Kabupaten. Ketika lomba dimulai kami langsung berebut untuk menjawab pertanyaan dengan peserta lain, meskipun kami sudah berusaha semampu kami namun kami hanya mendapat juara 2. Alhasil kami bertiga gagal maju ke babak selanjutnya untuk mengikuti CALISTUNG di tingkat Kabupaten. Meskipun kami gagal, namun para guru serta orang tua kami mengaku bangga dengan perjuangan kami, mereka bangga karena kami telah berjuang semampu dan sebisa kami untuk mengharumkan nama sekolah. Para guru pun mengaku bangga dengan raihan kami, meski kami hanya mampu sampai di tingkat kecamatan namun prestasi kami sudah berhasi mengharumkan nama sekolah. Ayah dan ibu mengaku bangga dengan prestasi yang sudah saya raih, khusunya ayah yang menyebut bahwa saya sudah mulai berani tampil di depan umum dan itu sudah sangat bagus. Meskipun hanya meraih juara 2 namun pihak panitia mengatakan akan tetap memberikan piala kepada sekolah kami. Saya cukup puas karena meskipun sekolah kami gagal menjadi nomor satu, namun kami tetap mendapatkan penghargaan dari pihak panitia yaitu berupa piala. Mungkin piala ini merupakan piala kedua dan terakhir bagi saya selama menempuh jenjang pendidikan formal, karena sampai saat ini hanya piala ini dan piala saat TK yang bisa raih.

Ketika naik ke kelas 3 prestasi yang saya raih lebih membanggakan lagi karena saya selalu mendapatkan peringkat 1 dari caturwulan pertama hingga caturwulan ketiga. Sampai-sampai guru saya saat itu ibu Rini memberikan saya hadiah buku dan alat tulis kepada saya. Saat naik ke kelas 4 saya dan dua orang teman saya mendapat tawaran untuk pindah kelas, dari kelas B ke kelas A. Dimana bebrapa siswa di kelas A terdapat siswa yang lebih pintar dari kami. Setelah ibu berkonsultasi dengan guru saya akhirnya saya dan teman-teman yang lain pindah ke kelas A. Saya pindah bersama 5 teman lainnya, karena saat itu tiga peringkat terbaik di kelas B dapat pindah ke kelas A.

Pengalaman Berorganisasi

Pada saat naik ke kelas 5 para siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, karena ekskul ini akan terdapat pada rapor siswa dan juga akan menambah nilai siswa diluar pendidikan formal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti ekstrakurikuler PRAMUKA karena saya ingin mencoba dan menmbah pengalaman dalam berorganisasi, karena Pramuka merupakan salah satu ekskul yang melatih kekompakan dan kebersamaan. Saya dan teman-teman berlatih pramuka setiap sabtu sore, kami menghapal mars pramuka dan juga gerakan-gerakan pada pramuka. Kami berlatih baris-berbaris, salam pramuka, dan tanda-tanda pramuka. Selain itu kami juga sering mengadakan upcara pramuka setiap sabtu sore atau yang sekaligus sebagi upacara penurunan bendera.

Setelah berlatih setiap sabtu sore, pihak sekolah memutuskan untuk mengadakan perkemahan atau kemping di halaman depan sekolah. Tentu saja saya sangat antusias untuk mengikuti perkemahan tersebut karena dapat melatih kemandirian dan juga keberanian. Saya bersama teman-teman datang siang hari kemudian kami dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang (pada saat itu saya satu kelompok dengan faisal, egi, aji dan okky). Setelah dibagikan kelompok kemudian kami membangun tenda masing-masing untuk tempat beristirahat di malam hari. Setelah selesai membangun tenda akhirnya acara pun dimulai dengan upacara pembukaan dan sambutan dari kepala sekolah. Selesai melaksanakan upacara pembukaan acara pun dilanjutkan dengan beberapa game ringan, game ini ditujukan untuk melatih kecepatan dan ketangkasan. Setelah bermain game hingga sore hari, kami pun mencari kayu dan ranting untuk membuat api unggun. Akhirnya malam pun tiba, masing-masing kelompok pun membuat api unggun di depan tenda mereka masing-masing. Pada malam hari merupakan waktu kami bersantai dan beristirahat, karena pada malam harinya pukul 02.00 akan diadakan with game sehingga waktu tersebut saya pergunakan untuk bercengkrama dan bersenda gurau dengan teman-teman lain sebelum kami tidur. Tepat pada pukul 02.00 kami semua dibangunkan oleh kaka-kaka pembina dan guru-guru untuk mengikuti with game. Pada game ini setiap kelompok diharuskan mencari sesuatu yang telah diletakan oleh kaka pembina di tempat tertentu dan kami harus menemukannya. Pada saat itu setiap kelompok harus terlebih dahulu menemukan sebuah kertas di dalam kotak yang berisi petunjuk barang apa yang harus dicari dan barang-barang tersebut merupakan perlengkapan pramuka. Kelompok pertama yang berhasil menemukan barang yang harus dicari sesuai petunjuk lah yang akan memenangkan game tersebut. Alhasil kelompok saya pun harus mencari topi baret yang telah diletakan di tempat tertentu, kami pun mencari dan berjalan menusuri jalan di sekitar sekolah. Karena sekolah saya terletak di sebuah perumahan, maka cukup sulit untuk meemukan baret tersebut karena jaraknya cukup jauh dari perkemahan ditambah game tersebut dilakukan malam hari, maka dibutuhkan pengelihatan yang ekstra juga. Kami pun berjalan mengikuti petunjuk yang telah diberikan, pada saat kami sampai di tempat tujuan kelompok lain sudah ada yang menemukan barang incaran mereka. Kami segera bergegas untuk berpencar dan mencari barang tersebut, tidak lama kemudian akhirnya kami menemukan baret tersebut. Kami pun berlari untuk kembali ke perkemahan, namun sayang kami gagal menjadi yang tercepat dan hanya menjadi juara ketiga. Walaupun gagal namun saya cukup senang karena game ini cukup menguras tenaga dan pikiran serta melatih kerjasama tim.

Setelah selesai melakukan with game kami pun kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat sebentar sebelum mengikuti game terakhir pada pagi harinya. Pagi harinya setelah sarapan bersama kami melakukan upacara penutupan terlebih dahulu sebelum melakukan game terakhir. Saat upacara selesai kaka pembina langsung mengajak kami ke sebuah sungai, dimana di atas sungai tersebut terdapat tali dan kami harus menyebrangi sungai di atas tali tersebut. Jika gagal maka kami akan jatuh ke sungai tersebut, kami pun berbaris dan menyebrangi sungai tersebut satu-persatu. Saya sedikit deg-degan karena jika jatuh ke sungai tentu akan basah dan saya juga tidak bisa berenang, namun pembina meyakinkan bahwa sungai ini dangkal. Ketika ada yang jatuh ke sungai saya dan teman-teman yang lain tertawa terbahak-bahak. Akhirnya giliran saya pun tiba dan saya juga gagal untuk menyebrangi sungai tersebut dan tercebur ke dalam sungai. Meskipun gagal saya tetap ikut tertawa, saya sangat senang mengiktui perkemahan karena game yang dibuat benar-benar memacu adrenalin. Saya tidak akan pernah melupakan perkemahan ini karena dengan mengikuti perkemahan inilah keberanian saya pertama kali mulai di uji.



SMPN 1 Babelan

Setelah lulus dari SDN Kebalen 07, pada tahun 2005 saya melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu SMPN 1 Babelan. Namun untuk masuk ke SMPN 1 Babelan harus mengikuti tes terlebih dahulu dengan standar nilai yang sudah ditentukan pihak sekolah. Walaupun sulit namun saya tetap mencoba untk mengikuti tes tersebut, karena sekolah tersebut merupakan SMP Negeri yang lumayan dekat dan favorit yang bisa menjadi tempat bagi saya untuk melanjutkan pendidikan. Selain merupakan sekolah favorit, jika masuk sekolah negeri otomatis biaya bulanannya akan lebih ringan sehingga saya dapat membantu meringankan beban orang tua saya. Lalu saya pun mengikuti tes dan hasilnya saya diterim untuk bersekolah di SMPN 1 Babelan, yaa walaupun nilainya tidak terlalu bagus tapi nilai yang saya dapat masih di atas standar yang telah ditentukan pihak sekolah. Setelah dinyatakan diterima saya harus mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) terlenih dahulu. Saya mengikuti MOS selama tiga hari berturut-turut, saya dan teman-teman yang lain bermain game, bernyanyi dan lain-lain akhirnya saya dinyatakan sah menjadi siswa dan bagian dari SMPN 1 Babelan. Ketika pertama kali masuk ke kelas saya tidak kesulitan mencari teman karena ada beberapa teman saya saat di SDN Kebalen 07 juga bersekolah disini. Mungkin hampir sebagian besar siswa/siswi SDN Kebalen 07 masuk ke Smpn 1 Babelan, hanya saja kami terpencar ke beberapa kelas sehingga dalam satu kelas mungkin hanya terdapat dua, tiga sampai empat lulusan dari SDN kebalen 07. Ketika bersekolah disini saya merasa menemukan keluarga baru, karena saya mempunyai banyak teman dan saya merasa bahagia bisa menjadi bagian dari sekolah ini. Setelah belajar selama tiga tahun akhirnya hari yang menentukan tiba, yaitu Ujian Nasional (UN). Setelah mengikuti Ujian Nasional selama 4 hari dan menunggu pengumuman kelulusan 2 bulan lamanya akhirnya saya dinyatakan lulus dari sekolah tersebut.
           

SMK Taruna Bangsa

Kemudian pada tahun 2008 saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA yaitu SMK Taruna Bangsa Bekasi. Sebelum masuk SMK Taruna Bangsa, sempat terjadi perdebatan antara saya dan ayah. Pada saat itu saya sangat menginginkan untuk melanjutkan pendidikan saya ke SMA karena saya tidak begitu menyukai SMK yang menekankan pendidikan pada jurusan seperti otomotif, elektro dan listrik. Jika masuk SMK jelas tidak hanya menekankan pelajaran pada teori saja, namun juga menekankan pada praktek pada bidang yang ditekuni. Saya lebih menyukai SMA yang hanya belajar teori karena saat itu saya sudah mengambil ancang-ancang jika saya akan mengambil jurusan IPA. Namun ayah saya bersikeras untuk memasukan saya ke SMK, alasannya jika masuk SMK kemungkinan setelah lulus saya bisa langsung bekerja, sementara jika masuk SMA belum pasti bisa langsung bekerja. Setelah mendengarkan nasihat dan arahan dari ayah akhinya saya mengikuti saran tersebut dan masuk ke SMK Taruna Bangsa Bekasi. Sebelum masuk ke sekolah tersebut saya juga harus mengikuti tes, karena sekolah ini SMK maka saya tidak hanya mengikuti tes tertulis tetapi juga harus mengikuti tes fisik seperti: lari, push up, sit up dan lain-lain. Selain itu harus diukur juga tinggi dan berat badan serta dilakukan tes urine, setelah melakukan serangkaian tes tersebut selama satu hari penuh akhirnya tiga hari berikutnya diadakan pengumuman kelulusan. Pengumuman kelulusan ditempel di mading dan dinding-dinding sekolah. Saat itu saya datang bersama ibu untuk melihat hasil pengumuman tersebut. Alhamdulillah saya diterima di SMK Taruna Bangsa dan masuk jurusan otomotif. Meskipun saya tidak terlalu menyukai jurusan otomotif namun saya berusaha mengikuti arahan guru dan memperdalam ilmu tentang otomotif. Selama mengenakan pakaian putih abu-abu 3 tahun lamanya, disini saya dibentuk menjadi seorang siswa didik yang memiliki bidang profesi yang akan menjadi bekal saya nantinya. Selama belajar disini saya juga sempat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang menjadi syarat kelulusan bagi siswa/siswi SMK. Setelah mengikuti PKL dan mengikuti Ujian Nasioal (UN) akhirnya saya lulus dan medapatkan ijazah.


Universitas Gunadarma

Setelah menyelesaikan pendidikan SMK pada tahun ajaran 2010/2011, saya bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Pada tahun yang sama saya mencoba mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada saat itu pihak sekolah mengumumkan bahwa jika ada siswa yang berminat daftar SNMPTN bisa mendaftar lewat sekolah secara kolektif, saya pun akhirnya mendaftar lewat sekolah. Namun saya tidak berhasil lolos melalui jalur SNMPTN, setelah gagal di jalur SNMPTN saya mencoba untuk mengikuti Ujian Mandiri di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Tetapi sekali lagi saya gagal untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Akhirnya saya pun memutuskan untuk masuk ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS), sebelum memutuskan pilihan saya sempat meminta saran dari oang tua dan teman-teman saya. Setelah meminta saran dan mencari Perguruan Tinggi Swasta di kota Bekasi yang terdekat dan terakreditasi, akhirnya saya memutuskan untuk masuk UNIVERSITAS GUNADARMA. Saya pun melakukan registrasi mahasiswa baru di Universitas Gunadarma Bekasi, atau lebih tepatnya kampus J1 di jln. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi. Di Universitas ini saya mengambil program studi atau jurusan Manajemen dalam Fakultas Ekonomi. Saya telah mengikuti pendidikan kuliah disini dari tahun ajaran 2011/2012 sampai sekarang dan saat ini saya sudah memasuki semester 5. Memang jurusan yang saya ambil tidak relevan dengan pendidikan saya sewaktu SMK, namun saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil ini adalah keputusan yang tepat. Hingga sekarang saya merasa dapat beradaptasi dengan pelajaran atau mata kuliah jurusan manajemen. Target saya adalah menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan setelah lulus dari Universitas ini saya dapat menjadi pegawai Bank dan menjadi seorang pengusaha yang bisa menciptakan lapangan kerja di kemudian hari. Aminn.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar