Kamis, 01 Mei 2014

Contoh Karangan Populer







Hilangnya Nilai "Ajaib" Borobudur di Mata Dunia

Pernahkah kita terpikir untuk bertanya apakah Candi Borobudur termasuk ke dalam “Tujuh Keajaiban Dunia” yang umum diakui di Indonesia?  Percaya atau tidak dari pencarian di mesin pencari Google secara sekilas pertanyaannya adalah tidak. Situs-situs yang mengklaim bahwa borobudur termasuk “Tujuh Keajaiban Dunia” sebagian besar ditulis oleh orang Indonesia. Merujuk pada situs Wikipedia, Borobudur memang tidak termasuk dalam tujuh keajaiban dunia. Pada beberapa situs lainnya pun tidak semuanya mencantumkan nama Candi Borobudur. Bahkan pada situs wonderclub.com, Borobudur dianggap sebagai keajaiban yang terlupakan, The Forgotten Wonders. Seperti juga pada situs dari profesor teknik sipil University of South Florida, Borobudur ditempatkan pada kategori Forgotten Wonder bersama beberapa peninggalan bersejarah dunia lainnya.

Seperti diketahui, peninggalan yang termasuk pada kategori “yang terlupakan” itu biasanya adalah situs yang kurang dikenal oleh sejarawan dan arsitek dunia. Mungkin, Masyarakat di Indonesia sudah saatnya menyadarai fakta bahwa sedari dulu Candi Borobudur memang tidak dikenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada literatur internasional. Hanya saja sejak dulu bangsa Indonesia menyebutnya dalam buku-buku pelajaran di sekolah-sekolah sebagai “Tujuh Keajaiban Dunia” (versi indonesia).

Namun, meski begitu , candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah hingga saat ini tetap masih diakui sebagai warisan budaya dunia. Borobudur tetap dianggap “ajaib” meski hasil polling sebuah lembaga swasta di Swiss, Bernard Webber, tidak lagi memasukkan candi Dinasti Syailendra itu sebagai “keajaiban dunia”.

Candi Borobudur sudah mulai dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Candi itu tersusun dari kurang lebih 55.000 m3 batu yang dipahat. Bila relief-relief di Borobudur disusun secara berderet, panjangnya bisa mencapai 2.900 meter. Pantas bila kemudian “kompetisi” pemilihan keajaiban dunia yang diadakan Bernard Webber itu memunculkan banyak reaksi keras, terutama dari UNESCO dan beberapa negara yang memiliki warisan budaya yang dinilai ajaib, tetapi tidak termasuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia yang dihasilkan dari pemilihan tersebut, misalnya Mesir yang memiliki piramid.

Meski demikian, menurut dosen sejarah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Sumargono, hasil polling itu setidaknya bisa menjadi tantangan bagi pemerintah masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia tetap menjaga kelestarian candi Budha tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar