Jumat, 13 Desember 2013

Dinamika Kelompok Dan Kelompok Rujukan




A. Kelompok Rujukan

Kelompok referensi atau kelompok rujukan merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi bahkan perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan.

Jenis-jenis kelompok referensi atau rujukan:

  • Kelompok Referensi Normatif

  • Kelompok Referensi Adaptif

Faktor yang mempengaruhi sesorang menjadi bagian dari kelompok referensi:

  • Keakraban

  • Ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure)

  • Kepaduan kelompok


B. Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen

Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku kosumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan:

Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluaraga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai barang rumah tangga, busana dan barangkali bahkan makanan. Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam meutuskan di restoran fast food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.

Kedua, Bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali padapembelian pakaian orang tua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialokasikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.

Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari keluarga sebagai organisasi. Survei dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih muda dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuisioner kepada kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.

C. Variabel yang Mempengaruhi Pembelian

Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, variabel struktural yang yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar ada empat yaitu:

  • Usia kepala rumah tangga atau keluarga

  • Staus perkawinan

  • Kehadiran anak

  • Status pekerjaan

Keluarga adalah sama dengan perusahaan, keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan dengan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak adalah menciptakan struktur permitaan akan pakaian, makanan, perabot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasadan banyak barang yang bebas pilih.

D. Siklus Kehidupan Keluarga dan Perilaku Pembelian

Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain. Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.

Keluarga berubah bersama waktu melewati serangkaian tahap, proses ini disebut siklus kehidupan keluarga. Walaupun sudah digunakan dalam literatur sejak tahun 1931 konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen. Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Tahap siklus hidup keluarga adalah sebagai berikut:

      1)   Tahap single
Walaupun pendapatan relatif rendah, mereka menjadi sasaran dari sedikit permintaan yang kaku, maka konsumen di tahap ini umumnya memiliki pendapatan yang bebas dan besar. Sebagian dari pendapatan ini digunakan membeli mobil dan peralatan dasar serta peralatan untuk tempat tinggal mereka yang pertama jauh dari rumah, biasanya sebuah apartemen. Mereka cenderung lebih mengikuti mode dan berorientasi pada rekreasi, liburan, pengejaran waktu senggang dan produk serta jasa lain yang terlibat dalam permainan perkawinan.

      2)  Pasangan yang baru menikah
Pasangan yang baru menikah dan tanpa anak biasanya lebih kaya secara financial daripada sebelumnya dan pada masa datang yang tidak terlalu lama lagi karena istri biasanya bekerja. Keluarga pada tahap ini juga membelanjakan sebagian besar dari pendapatan mereka dan umumnya mereka juga mempunyai angka pembelian yang tinggi dan pembelian rata-rata tertinggi untuk barang yang tahan lama, khususnya perabot dan peralatan rumah tangga dan tampaknya lebih rentan terhadap iklan pada tahap ini.

      3)  Sarang lengkap I (Full Nest I)
Dengan adanya anak pertama para istri berhenti bekerja di luar rumah, dan sebagai akibat pendapatan keluarga menurun. Pada saat yang sama, anak kecil menimbulkan masalah baru yang mengubah cara keluarga membelanjakan pendapatannya. Dua pasangan tersebut mungkin pindah rumah, membeli perabot dan perlengkapan untuk anak mereka dan membeli produk seperti makanan bayi, obat gosok, obat batuk, vitamin, mainan dan lain-lain. Kebutuhan ini mengurangi tabungan keluarga dan suami serta istri kerap merasa tidak puas dengan posisi keuangan mereka.

      4)  Sarang lengkap II (Full Nest II)
Pada tahap ini anak terkecil berusia 6 tahun atau lebih, pendapatan suami membaik dan istri kembali bekerja di rumah, akibatnya posisi keuangan keluarga biasanya meningkat. Pola konsumsi terus sangat dipengaruhi oleh anak-anak mereka karena keluarga cenderung membeli makanan dan supply untuk kebersihan dalam kemasan berukuran lebih besar, sepeda, piano dan pelajaran musik.

      5)  Sarang lengkap III (Full Nest III)
Sementara keluarga bertambah tua, posisi keuangannya biasanya terus membaik karena pendapatan suami bertambah, istri kembali bekerja atau mendapat gaji lebih tinggi dan anak-anak mendapatkan uang dari pekerjaan sambilan. Keluarga umumnya mengganti beberapa perabot, membeli satu mobil lagi, membeli beberapa peralatan mewah dan membelanjakan banyak uang untuk pelayanan perawatan gigi dan untuk pendidikan anak.

      6)  Sarang kosong I (Empty Nest I)
Pada tahap ini keluarga paling puas dengan posisi keuangan mereka dan jumlah uang yang ditabung karena pendapatan terus bertambah dan anak-anak sudah meninggalkan rumah dan tidak lagi bergantung pada orang tua mereka dalam hal keuangan. Pasangan tersebut kerap membuat perbaikan rumah, membeli barang mewah dan membelanjakan proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka untuk liburan, perjalanan, dan rekreasi.

      7)  Sarang kosong II (Empty Nest II)
Pada waktu ini kepala rumah tangga sudah pensiun sehingga pasangan tersebut biasanya menderita penurunan nyata dalam pendapatan. Pengeluaran menjadi lebih berorientasi pada kesehatan, berpusat pada barang-barang seperti peralatan kedokteran, produk perawatan medis yang membantu kesehatan tidur dan pencernaan serta barangkali rumah yang lebih kecil, apartemen atau kondominium di daerah yang beriklim lebih ramah.

      8)  Orang yang bertahan sendiri (Solitary Survivor)
Bila masih bekerja orang yang bertahan ini masih menikmati pendapatan yang besar. Mereka mungkin menjual rumah mereka, biasanya membelanjakan uang lebih banyak untuk liburan, rekreasi dan jenis produk seperti jasa berorientasi kesehatan seperti disebutkan di atas.

      9) Orang yang bertahan sendiri dan sudah pensiun (Retired Solitary Survivor)
Orang yang bertahan sendiri dan sudah pensiun mengikuti pola konsumsi umum yang sama kecuali pada skala yang lebih rendah karena penurunan pendapatan. Selain itu individu ini mempunyai kebutuhan khusus akan perhatian, kasih sayang dan keamanan.

E. Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional

Lintasan melewati kehidupan di deskripsikan oleh siklus kehidupan keluarga (SKK) yang tradisonal. SKK mendeskripsikan pola yang didapatkan diantara keluarga ketika mereka menikah, mempunyai anak, meninggalkan rumah, kehilangan pasangan hidup dan peensiun. Pada tahap ini di deskripsikan di atas bersama dengan perilaku konsumen yang dihubungkan dengan masing-masing tahap. Versi lain seperti Murphy dan Staples, mengakui perkembangan kontemporer dari perceraian, ukuran keluarga yang lebih kecil dan usia yang ditangguhkan. SKK sudah diperlihatkan sebagai penjelasan yang membantu mengenai perilaku konsumen bahkan pada tingkat yang begitu dasar seperti beberapa banyak energi yang dikonsumsi keluarga. Penambahan data ekonomi membantu dalam pemakaian SKK tradisional untuk menjelaskan perilaku konsumen. Wagner dan Hanna mendapatkan bahwa SKK tidak meramalkan keputusan mengenai produk seperti pakaian dan juga variabel sosial ekonomi, khususnya pendapatan.

F. Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah

Apa yang dimaksud dengan keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Aapakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh biro sensus?

  • Menikah atau single

  • Ukuran rumah tangga

  • Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut

  • Boom orang single

  • Perceraian dari perilaku konsumen

  • Orang-orang single yang hidup bersama

  • Pemasaran untuk orang single

  • Perkawinan kembali


G. Peranan Wanita dan Pria yang Berubah

Wanita atau pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita atau pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:

  • Budaya Psikologis – budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.

  • Budaya Sosial – budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.  


H. Metodologi Penelitian untuk Studi tentang Keputusan Keluarga

Kerangka proses – keputusan
 
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pertanyaan seprti “Siapa biasanya yang mengambil keputusan pembelian?”. Namun bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap dalam proses keputusan. Sebuah contoh metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pertanyaan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga:
  • Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan masalah awal?

  • Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?

  • Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative mana yang harus dibeli?

  • Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?

Hasil yang baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenai pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertanyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.

Kategori struktur – peran

Kategori struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk hanya suami atau istri yang terlibat. Di dalam kategori lain adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sidat pengaruh mereka kerap diabaikan.

Bias pewawancara

Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuisioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatir secara acak untuk responden.

Seleksi responden

Dalam mengukur pembelian keluarga, kita perlu memutuskan angota mana dari keluarga inti yang harus ditanyai mengenai pengaruh anggota keluarga. Hasil kerap sangat bervariasi bergantung pada anggota keluarga mana yang diwawancarai. Yang paling sering, istilah yang diwawancarai, tetapi presentase pasangan yang responnya setuju kerap begitu rendah sehingga membuat wawancara dengan satu anggota saja tidak diterima.

Granboirs dan Summers mendapatkan bahwa respon suami berkenaan dengan maksud pembelian ternyata lebih baik daripada respon istri mereka sebagai kreditor biaya total yang direncanakan dan jumlah barang yang direncanakan dari respon bersama, walaupun istri meramalkan secara lebih baik untuk produk tertentu seperti peralatan, produk rumah dan rencana peralatan hiburan. Para peneliti menyimpulkan bahwa respon bersama lebih mungkin menyingkap lebih banyak rencana keluarga.

I. Implikasi bagi Studi Perilaku Konsumen

Keluarga sangat penting bagi studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.

Anggota keluarga atau rumah tangga memegang berbagai peranan yang mencakupi penjaga pintu, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Jadi pengaruh pasangan hidup, anak dan anggota keluarga yang lain dalam keluarga bervariasi  menurut anggota sumber daya keluarga, jenis produk, tahap dalam siklus kehidupan dan tahap keputusan dalam pembelian. Siklus kehidupan keluarga (SKK) mendeskripsikan bagaimana keluarga berubah sepanjang waktu. Rancangan tradisional dalam menganalisis SKK sudah diperbaharui dengan matriks pasar konsumen dari tahap kehidupan yang menekankan pendapatan relative suatu keluarga dalam setiap tahap. Matriks ini dibangun berdasarkan 6 tahap yaitu: single muda, pasangan muda, orang tua muda, keluarga separuh baya, rumah tangga separuh baya dan rumah tangga tua.

Keluarga dan rumah tangga berubah dalam struktur an komposisinya diantara perubahan terbaru yang penting adalah naiknya rumah tangga single, ukuran keluarga yang lebih kecil, bertambahnya jumlah orang yang bercerai dan rumah tangga dari orang yang menikah kembali. Jadi kelompok keluarga dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen, hal tersebut dapat kita lihat dari contoh berikut ini:
Seseorang yang bekerja pada institusi tertentu mempengaruhi produk apa yang akan dibeli. Misalnya seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang sudah memiliki kelas sosial tinggi dan sudah memiliki banyak relasi, maka dia sebagai pegawai mungkin akan membeli barang atau produk yang ber merk yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengaruh dari kelompok masyarakat yang ada di institusi tersebut yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu produk.





Sumber:



 










           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar